0

novel wajib

Posted by Unknown on 22.59




Malem ini saya mau posting link novel yang jadi bacaan wajib anak sastra inggris khususnya yang peminatan literature. Pokoknya recommended banget lah ini novel !


Wuthering Heights
The Adventures of Tom Sawyer
Pride and Prejudice


0

Friends, Sky, and You

Posted by Unknown on 14.18 in


Friends, Sky, and You are three important things for me. You’re all very precious and irreplaceable, that’s why I really want to dedicate this beautiful song, Best Friend by Kana Nishino, for you all. I wish this song at least could represent my gratitude towards you…



Lyrics ( Romaji )
Arigatou
Kimi ga ite kurete hontou yokatta yo
Donna toki datte itsumo
Waratte irareru
Tatoeba, hanarete itemo nannen datte mo
Zutto kawaranai desho
Watashitachi Best Friend
Suki dayo, daisuki dayo
Konna osoi jikan ni gomen ne
Hitori ja seppatsu matte kita no
Kimi no koe sukoshi kiketara
Ganbareru
Nande mo uchiake rareru
Mama nimo ienai koto mo zenbu
Dareyori mo wakatte kureru
Ureshii toki wa jibun no koto mitai ni
Yorokonde kurete
Dame na toki wa chanto shikatte kureru sonzai
Arigatou
Kimi ga ite kurete hontou yokatta yo
Donna toki datte itsumo
Waratte irareru
Tatoeba, hanarete itemo nannen datte mo
Zutto kawaranai desho
Watashitachi Best Friend
Suki dayo, daisuki dayo
Tsuyogatte mo suguni bare teru
Hekonderu toki wa massaki ni meru
Kureru yasashisa ni mou nando mo sukuwarete
Naki tai toki wa omoikkiri nakeba ii
Soba ni iru kara tte
Dareyori mo tsuyoi mikata
Sonna kimi ni watashi wa nanika shite agerareteru kana?
Nanika attarasuguni tondeku kara,
Zettai
Arigatou
Kimi ga ite kurete hontou yokatta yo
Donna toki datte itsumo
Waratte irareru
Tatoeba, hanare teitemo nannen datte mo
Zutto kawaranai desho
Watashitachi Best Friend
Suki dayo, daisuki dayo
Donna toki mo inotte iru yo
Sekai de ichiban ni shiawase ni natte hoshii
Arigatou
Kimi ga ite kurete hontou yokatta yo
Donna toki datte itsumo
Waratte irareru
Tatoeba, hanare teitemo nannen datte mo
Zutto kawaranai desho
Watashitachi Best Friend
Suki dayo, daisuki dayo
Lyrics ( English )
Thank you
I’m glad that you’re here
No matter the time
I can always smile
No matter how many years pass while we’re away from each other – Nothing will have changed
We’re Best Friends
I love you, I really love you
I’m sorry for waiting so long to say this
I was driven into a corner alone
When I hear your faint voice
I felt like I could make it
I can tell you anything
Even things I can’t tell my mom
You understand better than anyone
When I’m happy
you’re just as happy for me
And you’re the one to scold me when I’m wrong
Thank you
I’m glad that you’re here
No matter the time
I can always smile
No matter how many years pass while we’re away from each other – Nothing will have changed
We’re Best Friends
I love you, I really love you
You know straightaway when I tried being strong
You’re the first to send me a caring emails
That have saved me so many times
When I feel like crying, you said “Go ahead and cry”
Because you’d be at my side
My greatest ally
I wonder if there’s anything I can do for someone like you?
When I figure it out I’ll race over to you,
I promise
Thank you
I’m glad that you’re here
No matter the time
I can always smile
No matter how many years pass while we’re away from each other – Nothing will have changed
We’re Best Friends
I love you, I really love you
I’ll always be praying
I want you to be the happiest person in the world
Thank you
I’m glad that you’re here
No matter the time
I can always smile
No matter how many years pass while we’re away from each other – Nothing will have changed
We’re Best Friends
I love you, I really love you
CREDITS: MoonLightTune

Yang mau download ini linknya :
http://www.4shared.com/mp3/4jS8AHMo/Kana_Nishino_-_Best_Friend.html


0

Jaga Jarak!!

Posted by Unknown on 17.12 in
Jaga jarak. Saya yakin kalo anda semua pasti sudah sering banget ngeliat frasa itu terutama ketika kita tengah berada di rimba jalan raya. Slogan itu benar-benar penting, mengingat kita pastinya tak menginginkan hal yang buruk terjadi, misalnya gara-gara tidak bisa jaga jarak si fulan kecelakaan, terus sakit, terus masuk rumah sakit, terus…… (silahkan diisi sesuai angan-angan dan imajinasi) Nah, jaga jarak sendiri tidak hanya eksis di jalan raya saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dan berikut ini saya mencoba menguraikan pentingnya jaga jarak dalam berbagai aspek kehidupan kita:
1.       Jaga Jarak Persahabatan
Siapa sih yang nggak punya sahabat? Nggak punya teman? Pasti semua punya lah yaa.. Mengenai jumlah sih itu tergantung kita, kita mau punya sahabat/teman banyak apa sedikit gak masalah, yah, walaupun lebih banyak temen lebih bagus sih, ^^v Intinya yang ingin saya tekankan disini adalah kita berteman dengan orang lain, orang yang beda pemikiran maupun pribadi dengan kita, tentunya kita harus hati-hati lah yaa.. nggak selamanya kita dapet temen yang sesuai en paaass banget sama diri kita, kadang kita juga bakal nemu spesies yang punya penyakit mood swing akut –seperti saya­– Jika kita sedang beruntung ya kita bakal nemu temen yang cocok klop banget sama kita, tapi kalo nggak yang harus kita lakuin adalah memahami teman kita tersebut. Okelah kita dekat dengan mereka, tapi ingat, kita juga harus menjunjung tinggi teritori pribadi mereka. Jangan sampai karena invasi kita maka mereka jadi ngerasa kehilangan privacy mereka. Ingat, kalo pengen persahabatan kita langgeng salah satu factor penting adalah JAGA JARAK mamen J

2.       Jaga Jarak dengan Lawan Jenis
Berteman dengan lawan jenis itu hal yang sah-sah saja, asal..kita tahu batasan-batasannya. Jangan sampe deh kita kebablasan, rugi banget sob..ga bakal deh balik tuh modal! #plakk Apalagi buat anak-anak seumuran kita, wuih..kudu ekstra jaga jaraknya! Tapi jaga jarak disini bukan berarti terus ngejauh loh yaa.. tetep, temenan sih temenan, tapi proteksinya ditingkatin banget. Ibarat password jejaring sosial tuh ga cuma kombinasi huruf atau angka, tapi campuran keduanya plus kata yang dipakai adalah kata yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Sansekerta (you know what I mean, lah yaa :p) Pada dasarnya pengendalian diri menjadi factor penting dalam jaga jarak ini, so, keep safe, guys!

3.       Jaga Jarak dengan Mantan
Mantan. Kalo kita ngomongin mantan pasti asumsi kita langsung ke ‘ex’ kita dulu, padahal yang namanya mantan tuh banyak looh.. ada mantan sekolah, mantan hape, mantan tempat kos… -euhm, balik ke topic! Biasanya kalo kita abis putus sama mantan, kebanyakan pasti bakal langsung lost contact gitu, sayangnya itu bukan keputusan yang bijak sob. Tapi ini juga bukan berarti kita terus-terusan stick ataupun jadi stalker TL mantan looh..soalnya gawat kalo orang baru yang ngegantiin dia ngerasa gak nyaman apalagi tersinggung sama kelakuan kita. Trus apa dong yang harus kita lakuin? Back to the topic, jaga jarak! Komunikasi sih oke, asal frekuensinya diturunin, jadi biar kita ga langsung putus hubungan gitu..soalnya mau ga mau dia juga sempet jadi bagian berharga dalam hidup kita, orang yang  ngajarin banyak hal ke kita.. So….you can conclude it by yourself, right?

4.       Jaga jarak dengan Guru/Dosen/Boss
Di suatu lingkungan pasti ada lah orang yang tipikalnya itu pingin ngeksis sana sini, cari muka, suka jadi pusat perhatian, de el el. Sebel gak sih kalo liat orang kayak gitu? Apalagi kalo gara-gara tingkah orang yang bersangkutan kita semua jadi kena getahnya, misalnya jadi dapet tugas tambahan gara-gara curiosity dia yang salah tempat. Iiiuuuhh banget dah! Makanya, kita jadi orang itu sewajarnya aja, kalo emang pengen show off usahain lah jangan sampe ngerepotin yang laen, soalnya gawat juga kalo sampe lingkungan tersebut jadi ngucilin kita gara-gara kelakuan kita yang menurut mereka nyebelin.

Yak, itu tadi yang bisa saya tulis untuk kesempatan ini. Mungkin untuk yang poin nomor 4 kesannya saya subjektif banget ya? Oke, saya ngaku, saya emang lagi ‘rada’ ga suka sama salah satu teman saya yang seperti itu dan itu tadi uneg-uneg saya yang sebenernya pengen saya kasih tau langsung ke orangnya, hehehe.. Dan..sebelum tulisan saya makin lama makin ngaco, saya permisi dulu.. C  U next time.. ^^


0

Indoor vs Outdoor Classroom

Posted by Unknown on 16.58 in
Tugas yang saya posting kali ini  adalah tugas upper intermediate speaking yang entah gak tahu kenapa kita justru disuruh bikin paper. Tapi sebagai mahasiswa manut dan taat pada dosen saya dan teman-teman sekelompok saya pun tak mempermasalahkannya. Well..here it is..
INDOOR VS OUTDOOR CLASSROOM
  1. BACKGROUND
Education is important for everyone to improve the society in general and the person’s life in private. The way of teaching considered to be changeable from one to another. It is also happen in system of education in Indonesia which has been changing recently. For years ago, the system of teaching that is used is only indoor classroom which means all of teaching activities are done in the classroom. Students sit on their desk regularly, wear uniform, and pay full attention to their teacher who gives explanation in front of the class from morning until afternoon. Students are also given homework and regular examination to measure how far they understand the subject they got from school. For certain subject they will have group discussion, quiz, or games. Unfortunately those activities are seldom to be done. Most of teachers only focus on text books and exercises. This situation can make the students feel bored. That is why most of schools nowadays do not apply indoor classroom only, but they also try to make some teaching activity in outdoor classroom.
According to Orion and Hofstein (1994) there are three type of learning environment, they are the classroom, the laboratory, and outdoors. Refers to those three types of learning environments, the government and the academician try to compose the best proportion for teaching activity. It is usually 70% for indoor classroom and 30% for outdoor classroom and laboratory activity. Even some schools, especially private schools, make their own teaching system by using full outdoor classroom. It means that almost all teaching activities are done in outdoor classroom. The students of school which use outdoor classroom usually do not wear uniform. They can wear whatever they want as long as it still on the proper way. These school usually also give teaching in more casual way. The teachers are friendlier and the lesson they taught usually always correlated with natural environment.
Although outdoor classroom seems more fun to do, but most of society still believe that indoor classroom is better. They thought that indoor classroom activity is more organized than outdoor. But for some parent, nowadays they prefer school that provide outdoor classroom for their children because in their opinion by studying outdoor their children will get more advantages and experiences.
  1. EXAMPLE OF SCHOOL
Teaching is an activity that is done by teacher with transferring the knowledge to the student. Most of teaching activity is usually done in the classroom. But lately, some school, especially private school, try to make new education system by doing teaching activity in outdoor. Both indoor classroom and outdoor classroom system have their own goodness and weakness. Below are some examples of school that has indoor classroom system and outdoor classroom system.
  1. Indoor Classroom
Most of school in Indonesia, in particular state school, is conducted in indoor classroom, for example SMA 8 Jakarta, SMA 3 Semarang, SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, etc. Almost all learning activities are done in the classroom. There are some methods of learning in this kind of class:
  1. Speech method. The main role for this method is the teacher. The teacher as the speaker gives long explanation to the student as the listener. The weakness of this method is can make the student feel bored easily.
  2. Discussion method. In this method, the student is divided into some group. They have some topics and discuss it together. The role of the teacher in this class is as mediator and solver problem if they meet difficulty. This method is much better than speech method because both teacher and student must involve to discussion.
  3. Experimental method. It is a method that makes the student need to proof something or hypothesis by doing experiment. In this method, student have some chances to observe, analyze, and make conclusion for their experimental object. The teacher role of the teacher in this activity is to guide the students so that they will not do it in the wrong way.
Beside those methods above, there still some other method that is used by teacher to make the student feel more attracted to the subject so that the boredom can be reduced.
  1. Outdoor Classroom
The school that use outdoor classroom usually is a nature-based school. Some famous school or teach group that use outdoor classroom system are:
  1. Sekolah Alam Bogor
Sekolah Alam Bogor is located in Jl. P. Ash-Shogiri 150 Kel. Tanah Baru Kec. Bogor Utara Kotamadya Bogor, Jawa Barat. The educational concepts of this school are nature environment as space for education, nature environment as media and source of teaching, and nature environment as object of learning. Experiential learning is one of the methods that are used for teaching. Beside that there is also outbound training for developing student’s leadership and developmental on their entrepreneurship’s skill for their future. Some event that is held by this school: Saguling Expedition, Daily Activity, Outbound, Education and Social Gathering, Home Visit, Family Day, Market Day, Aqua Play, Farming, Camping, etc.
  1. Kandank Jurank Doang
Kandank Jurang Doang (KJD) is a nature-oriented school which is founded by one of famous artist and activist in Indonesia, Dik Doank, in 1993. This school is located in Sawah Baru, Ciputat, Tangerang. KJD’s curriculum of teaching is more focuses on arts, for instance music, dance, and paint. Dik Doank hopes that he could help children out there who are not so good at logic but very outstanding at art and social life so that they can get enough knowledge and experience to face their real life in society. Creativity and empathy are the basic principal use in KJD’s teaching system. This school also frees from tuition, so the parents who do not have enough money for paying schools’ fee not need to feel worry about their children’s education. KJD also provides good teacher, even sometime Dik Doang would invite his friends to give tutorial about how to make batik, handicraft, and play traditional music. Facilities for this school are complete enough; there are wide field for football, half-circle stage, studio, multimedia room, libraries, mosque, fish pond, playing ground, outing area, farm, and small lake.
  1. School of Life Lebah Putih
Another example of schools that use outdoor classroom is School of Life Lebah Putih which is located in Jl. Sidomulyo RT 11/RW06 Ngawen, Salatiga. This school provides some activities, for instance:
  1. Intellectual Curiosity
It tries to increase the curiosity of the student, so they will enjoy for asking something new for them. This activity also helps the student to face every challenge bravely.
  1. Art of Discovery
It helps the students to increase their curiosity of new discovery, organize the idea and to solve some problems they encountered.
  1. Creative Imagination
This activity is used for encourage the students to express their opinion.
  1. Noble Attitude
It tries to maintain good characters and spiritual aspect of students.
  1. Morning Activities
It is an activity in the morning. Its purpose is for developing morning spirit of the children to study.
  1. ADVANTAGE AND DISADVANTAGE
    1. Indoor Classroom Advantages and Disadvantages
      1. Advantages
-          It could help student to gain best scores in school because the teacher really focuses on material.
-          It is easier for the teacher to have control to their student.
-           Indoor provides more information than outdoor because it can accommodate large class and every student has an equal opportunity to listen their teacher.
-          In a short time, The teacher can explain a lot of  topics and the teacher can use her time and energy more efective.
-           It does not too hard to organize the class and absence of textbooks does not prevent the process of the lesson.
  1. Disadvantages
-          Group activities are difficult to be available
-          It could help the student to gain best scores in school but it would not be instead of the competition between student.
-          Some student doesn’t understand the  information. The lesson run boring and student become passive. Altought  some student actives, they just only make a note.
-          Creativity doesn’t developed
-          It is difficult to know whether each student understand the whole explanation. because the given concepts and topics more quickly forgotten.
-           Less involves all the senses of student because it causes student just to “learn to memorize”.
  1. Outdoor Classroom Advantages and Disadvantages
    1. Advantages
-          Outdoor teaching gives the student the opportunity to be in a team to cooperate with others, learn how to share his opinion with them as well as how to deal with any other’s idea and develop it.
-          The student can get so many new information and experience by studying with nature.
-          Outdoor lesson provides real experiences and more understanding of information
-          Outdoor lesson improves student learning of motivation and success beacause the concepts and topics is able to understand by student
-          Student become active and student can remember the facts
-          Student are more happy, excited and outdoor lesson makes that the world as a classroom
  1. Disadvantages
-          The common subject is not the main priority
-          If the weather does not good, such as there are heavy rain or storm, so the teaching activity will get into trouble especially if the school doesn’t have proper class.
-          Student will be less concentration
-           It is difficult to manage the student condition in outdoor
-          A lot of time, cost, and energy will be taken because the teacher is more intensive in guiding.
-          The study concept is sometimes contaminated by other students or
-          other groups because of their curiosity.
  1. CONCLUSION
Based on those explanations above, we believe that teaching is inevitable for everyone and should be done in the best way to get best results. But, there is no teaching system which absolutely perfect. Each system certainly has its advantages and disadvantages. Education should be acknowledged by indoor and outdoor teachings accompany and that would help to bring up talent people who can give a better transformation in his socity.  And we do believe that by implementing both systems will provide better results.
SPEAKING TASK
“ INDOOR CLASSROOM VS OUTDOOR CLASSROOM”
BY
MARGANI RAHMA S.          13020111120008
DENI SATRIYO                     13020111120009
ARDHIS SEPTI E.R               13020111120010
DIMAS RIZAL                        13020111130023
YOSEF BHAKTI                    13020111130024
NAMASHKARA GILANG        13020111130025
JURUSAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
PS: yang mau copas monggo, tapi sertakan linknya yaa :)

0

Linguistics

Posted by Unknown on 16.35 in
Ini salah satu tugas linguistics yang pernah saya kerjakan di semester 1 menegenai makna denotasi dan konotasi. Masih keliatan banget acak-acakannya :p

BAB I
  1. Latar Belakang Teori
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita setiap saat melakukan komunikasi dengan orang lain, baik komunikasi secara lisan maupun tertulis. Sehubungan dengan itu, dalam berbahasa kita pasti akan melakukan pemilihan kata untuk mengungkapkan atau mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran kita. Kata yang dipilih tentunya adalah kata yang efektif dan layak pakai. Hal itu sangat penting untuk dilakukan supaya efek tertentu atau akibat yang ditimbulkan akan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam ilmu Linguistik sendiri dikenal adanya cabang ilmu Semantik dimana di dalamnya terdapat bahasan tentang kata konotatif dan denotative. Pada bagian tersebut akan dipelajari tentang suatu kata yang dapat diartikan dengan dua cara, yaitu secara harfiah dan kiasan yang sering kali digunakan oleh masyarakat sebagai cara untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan secara lebih halus ataupun justru untuk menyindir sesuatu.
Kata denotative merupakan kata dengan makna yang sebenarnya, makna kata secara wajar, apa adanya, atau biasa juga disebut dengan makna leksikal. Seperti yang diungkapkan oleh Lyons (1977:208), denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dari dalam ujaran. Dengan kata lain, makna denotative adalah makna yang lebih dekat dengan bendanya atau makna harfiahnya. Misalkan saja pada kata ‘uang’, artinya adalah benda yang terbuat dari kertas atau logam yang biasa digunakan dalam transaksi jual beli. Juga pada kata ‘anjing’. Secara lugas, jika ada orang yang menyebutkan kata anjing, maka yang terlintas dalam benak kita adalah hewan berkaki empat, pemakan daging, dan biasa membantu manusia. Kita memakai kata tersebut tanpa mengasosiasikannya dengan hal-hal lain. Meskipun begitu kita harus tetap berhati-hati dalam menggunakan kata denotative terutama jika sudah berbentuk frasa karena meskipun mereka meliki referen yang sama namun belum tentu mereka memiliki arti yang sama pula.
Sementara itu, kata konotatif muncul sebagai akibat dari asosiasi perasaan pemakai, sikap sosial, sikap pribadi, serta criteria tambahan terhadap kata leksikal yang didengar atau kata yang dibaca. Zgusta (1971:38) berpendapat bahwa makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai. Suatu kata leksikal akan mengalami pergeseran makna menjadi makna konotatif. Dengan kata lain kata tersebut jadi memiliki dua arti yang berbeda, namun makna baru dari kata ini hanya akan berfungsi pada suatu komunitas tertentu. Jadi, makna konotasi adalah makna tambahan, yaitu makna yang diluar kata sebenarnya atau makna kiasan. Dengan kata lain, makna konotasi adalah makna kata yang berkaitan dengan nilai rasa.
Di dalam tata pergaulan masyarakat, kita seringkali mendengarkan ungkapan-ungkapan seperti itu. Pada umumnya mereka memang menggunakan istilah konotatif. Kita tidak bisa menggunakan istilah denotative sebab hal tersebut tidak akan sesuai dengan kondisi yang ada.  Kata ‘amplop’ misalnya. Kata ini bila dicari di dalam kamus akan berarti tempat atau pembungkus surat. Namun jika digunakan dalam kalimat ‘Lebih baik kau beri saja dia amplop tutup mulut.’, maka makna dari amplop yang semula adalah tempat surat telah bergeser menjadi uang sogokan.
BAB II
  1. Fenomena Penggunaan Kata Denotative dan Konotatif di Kalangan Mahasiswa
Ketika mahasiswa melakukan kontak sosial dengan komunitasnya, acapkali mereka menggunakan gaya bahasa tertentu. Biasanya hal ini diserta dengan penggunaan kata-kata konotatif dan denotative untuk merujuk pada suatu hal yang mereka inginkan. Berikut ini merupakan beberapa contoh hasil pengamatan penggunaan kata-kata konotatif dan denotative di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro:
  1. Percakapan antara Vinta dan Niesrin
Tempat dan waktu: Lobbi lantai 1, 21 Desember 2011
Niesrin        : “Vin, makan yuk! Laper nih.”
Vinta           : “Hayuk. Tapi nyari yang murah ya, kantongku kempes gara-gara di kos lagi banyak iuran buat anak ultah.”
  1. Percakapan antara Gloria dan Kak B (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: di depan loket akademik, 23 Desember 2011
Gloria         : “Kak, ntar sore latihan imana?”
Kak B : “Kalo gak ujan di crop circle, dek. Tapi ntar kalo ujan ada pemberitahuan lagi.”
  1. Percakapan antara Dita (mahasiswa Sasindo) dan Vera (sastra Inggris)
Tempat dan waktu: Kantin FIB, 22 Desember 2011
Vera           : “eh, gebetanmu ternyata masih anak SMA to??”
Dita                        : “haha.. iya, gue lagi demen daun muda nih.”
  1. Percakapan antara Gani dan Yuyun (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: di depan ruang A 1.8, 23 Desember 2011
Yuyun         : “Smsku tadi jangan sampe dibaca si Yoga lho Gan! Dia tuh mulutnya bocor banget. Bisa mati aku kalo rahasiaku kesebar kemana-mana..”
Gani           : “Tenang..tenang.. sms2mu udah tak hapus kok.”
  1. Percakapan antara Septi dan Furi (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: depan ruang A 1.8, 23 Desember 2011
Septi          : “Fur..fur.. omonganmu tu lho bikin kuping panas, mbok dipikir dulu kalo ngomong.”
Furi             : “omonganku yang mana to, Sep?”
  1. Percakapan antara G dan N (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: lobbi lantai 1, sebelah tangga, 21 Desember 2011
G          : “N, aku ga mau tahu, pokoknya laporan kegiatan yang terakhir harus secepetnya direvisi, soalnya waktu re-or uda semakin deket.”
N         :  “Wah, aku angkat tangan G, tugasku banyak banget, coba suruh staf yang laen deh.”
  1. Percakapan antara Winda dan Deni (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: Depan musola FIB, 22 Desember 2011
Winda         : “Den, pulang kampung kapan?”
Deni           : “Mungkin Jumat, bar amstud, lha kamu?”
Winda         : “kayake ntar pulang deh, dompetku cekak banget nih,”
  1. Percakapan antara Vinta dan Novin (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: Perpustakaan FIB, 3 Januari 2011
Vinta           : “Wah, sekarang aku uda ga berani lagi nyimpen duit di kos”
Novin          : “Loh? Emang kenapa?”
Vinta           : “Abisnya, di kosku ada yang panjang tangan sih, kemaren aja duit Amel pas di taruh di meja ilang diembat orang.”
Novin          : “berarti kamu kudu lebih ati-ati lagi vin,”
  1. Percakapan antara Vinta dan Novin (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: Perpustakaan FIB, 3 Januari 2011
Novin          : “kira-kira kamu udah ada gambaran belum siapa yang ngambil duit temen kamu itu?”
Vinta           : “Kurang yakin sih, tapi ada satu seniorku yang dijadiin kambing hitam sama anak-anak.”
  1. Percakapan antara Yuyun dan Septi (mahasiswa Sastra Inggris)
Tempat dan waktu: Depan ruang sidang, 4 Januari 2011
Yuyun         : “udah jadi nonton film wedding dress, Sep?”
Septi          : “udah, kemaren barusan tak tonton. Tuh film bikin hatiku tersayat-sayat deh.”
BAB III
  1. Penerapan Teori dan Pembahasan
Dari beberapa contoh percakapan yang terdapat di bab II dapat dilihat bahwa para mahasiswa FIB sering kali menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dalam percakapan sehari-hari. Pada percakapan no 1, ketika Niesrin mengajak Vinta mencari makan di luar kampus yang terjadi adalah Vinta mengiyakan, namun dengan syarat harganya murah karena kantongnya kempes. Kantong kempes disini adalah kata konotatif meskipun itu juga satu kata yang bisa bermakna denotative maupun konotatif. Jika dilihat secara lahiriah maka memang benar bahwa bentuk kantong itu kempes. Namun kantong kempes yang dimaksud oleh Vinta adalah uangnya habis dikarenakan banyaknya iuran untuk anak-anak yang tengah berulang tahun di kosnya.
Percakapan no.2 terjadi antara Gloria dan Kak B. Gloria bertanya kepada seniornya dimanakah tempat latihan teater untuk sore itu, dan seniornya menjawab di crop circle. Crop circle merupakan kata yang merujuk pada suatu tempat, akan tetapi tempatnya bukanlah seperti yang ada di pemberitaan media massa selama ini, ladang pertanian yang biasanya sudah siap panen kemudian dibentuk menjadi suatu bentuk tertentu, melainkan tempat yang dibuat menyerupai tempat tersebut yaitu tempat duduk di depan gedung FIB di dekat tempat parkir.
Dialog no.3 antara Vera dan Dita juga menggunakan makna kata bermakna konotasi. Ketika Vera tengah bertanya kepada Dita tentang gebetan barunya, Dita menjawab dengan menggunakan kata daun muda. Maksudnya bukanlah Dita suka dengan daun muda pada tanaman melainkan pada orang yang usianya lebih muda dari dia.
Selanjutnya adalah percakapan yang terjadi antara Yuyun dan Gani. Yuyun berpesan pada Gani supaya dia berhati-hati dalam meminjamkan handphonenya karena Yuyun takut jika handphone Gani sampai dipinjam oleh Yoga dan smsnya dibaca oleh Yoga maka rahasianya akan tersebar kemana-mana karena Yoga terkenal dengan mulutnya yang bocor. Kata mulut bocor bisa berarti ganda, yakni mulutnya yang memang bocor atau tengah terluka dan suka membeberkan rahasia seseorang kepada orang lain. Dalam dialog antara Yuyun dan Gani yang dimaksud adalah Yoga suka membeberkan atau menceritakan rahasia seseorang kepada orang lain.
Pada dialog no.5 yang terjadi antara Septi dan Furi, Septi menyebutkan bahwa cara bicara Furi bisa membuat kuping panas jadi dia menyuruh Furi untuk lebih berhati-hati ketika bica. Makna dari kata kuping panas yang dipakai oleh Septi bukanlah makna sebenarnya yaitu kupingnya menjadi panas atau terasa panas, melainkan dia merasa tidak suka atau sedikit tersinggung terhadap gaya bicara Furi.
Percakapan selanjutnya adalah percakapan yang terjadi antara G dan N. Dalam percakapan itu menyatakan bahwa N angkat tangan terhadap tugas G karena tugas kuliahnya banyak. Angkat tangan merupakan kata yang bermakna konotatif, karena meskipun jika dilihat secara tekstual yang seharusnya terjadi adalah N mengangkat tangannya, namun secara kontekstual maknanya adalah N menyerah atau tidak sangggup mengerjakan tugas dari organisasi yang diikutinya. Dengan menggunakan kata yang bermakna konotatif maka dia mencoba mengelak namun dengan bahasa yang lebih halus.
Contoh no.7 adalah percakapan antara Winda dan Deni. Dalam dialog tersebut Winda memilih menggunakan kata dompet cekak untuk menyatakan bahwa kondisi keuangannya tengah menipis sehingga dia harus segera pulang kampung. Sebagai pendengar tentunya kita tidak mungkin mengartikan kata tersebut sebagai suatu bentuk dompet yang cekak (pendek) ukurannya. Memang hal itu juga benar, namun tidak lazim untuk dilakukan.
Seperti halnya percakapan selanjutnya yang terjadi di perpustakaan FIB antara Vinta dan Novin. Vinta bercerita kepada Novin tentang rasa was-wasnya untuk menyimpan uang di kos, dikarenakan ada salah satu teman kosnya yang suka mencuri. Untuk memperhalus ucapannya, maka Vinta menggunakan istilah konotatif panjang tangan. Secara umum orang yang mendengarkan pasti akan langsung tanggap bahwa yang dimaksudkannya bukanlah orang yang memiliki tangan panjang tetapi orang yang suka mengambil sesuatu milik orang lain.
Percakapan no.9 masih terjadi antara Vinta dan Novin. Pada dialog itu Novin menanyakan kepada Vinta apakah dia sudah memiliki gambaran tentang siapa yang mengambil uang milik temannya atau belum. Respon Vinta adalah berdasarkan keterangan anak-anak kos lain ada salah satu seniornya yang dijadikan kambing hitam dalam permasalahan itu. Kambing hitam disini bukan bermakna kambing yang berwarna hitam, melainkan kata tersebut hanyalah perlambang yang merujuk pada seseorang yang dicurigai menjadi tersangka atau bisa juga bermakna orang yang akan dipersalahkan dalam suatu peristiwa.
Contoh yang terakhir adalah percakapan yang terjadi antara Yuyun dan Septi. Yuyun bertanya apakah Septi sudah menonton film yang berjudul wedding dress. Karena Septi telah melihatnya maka dia dapat memberi komentar tentang kesannya ketika menonton film tersebut. Menurut Septi ketika menonton film tersebut hatinya tersayat-sayat, maksudnya adalah dia merasa sedih, trenyuh, dan terharu ketika merasakan cerita yang disajikan dalam film tersebut bukan hatinya disayat-sayat dengan pisau. Septi juga menggunakan istilah yang bermakna konotatif, namun kali ini tujuannya bukan untuk mempersopan cara bicara melainkan untuk mengeskpresikan sesuatu yang dia rasakan dengan ekspresi yang berbeda.
BAB IV
  1. Kesimpulan
Dari berbagai contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan kata bermakna konotatif digunakan untuk beberapa kondisi, misalnya:
  1. Memperhalus ucapan
Beberapa kata atau kalimat yang biasanya kita ucapkan pada orang lain biasanya menggunakan ungkapan dengan makna konotasi agar terdengar lebih halus dan tidak menyinggung perasaan. Misal saat kita ingin mengatakan orang tersebut sombong, akan lebih baik jika kita menggunakan istilah besar kepala sehingga tidak terkesan kasar.
  1. Mengendalikan emosional
Interaksi antar personal seringkali dihiasi dengan tingkat emosional yang tinggi seperti halnya yang terjadi pada dialog antara Septi dan Fury di atas. Untungnya Septi memakai kata bermakna konotatif untuk mengungkapkan kekesalan hatinya kepada Fury sehingga pertengkaran kecil dapat dihindari.
  1. Peringatan secara sopan
Sering kali dalam berkomunikasi kita berhadapan dengan orang-orang yang sulit mengerti. Jika tidak berhati-hati, hal ini dapat menimbulkan permusuhan, sehingga dibutuhkan ungkapan-ungkapan dengan makna konotasi.
  1. Sebagai bumbu dalam pergaulan
Dalam pergaulan yang sehat, peranan ungkapan-ungkapan bermakna konotasi akan menjadi bumbu yang membuat pergaulan lebih hidup.
V
DAFTAR PUSTAKA
Allan, Keith. Natural Language Semantics. Massachusetts: Blackwell Publishers, 1998
Greenberg, Mark, and Gilbert Harman. 2005. Conceptual Role Semantics.http://www.princeton.edu/~harman/Papers/CRS.pdf
Lyons, John. Structural Semantics on Analysis of Part of Vocabulary of Plato, 1963
Pateda, Mansoer, Prof.DR. Semantik Leksikal.Jakarta: Penerbit Rineka, 2001
Zgusta, Ladislav. Manual of Lexicography. Mouton: The Hague-Paris, 1971

0

Gone

Posted by Unknown on 16.27 in
ini fanfic pertamaku yang ada endingnya, sebelumnya udah pernah aku posting di notes fb sih, tapi gapapa lah, itung2 publish ulang buat ngisi postingan blog, hohoho *smirk evil*
.
.
Holllaaaaaa..minna..
Perkenalkan saya momo *bungkuk2*, saya author baru-tipikal musiman-jadijadian-pengen belajar nulis dengan karya saya yang masih amat sangat abal..
#abaikan
Sebenernya saya udah lama pengen gabung di sini, tapi berhubung saya itu jenis orang yang kalo nulis ga pernah tau endingnya kayak gimana jadi baru kali ini saya beraniin buat publish ni tulisan *kluk*
Dan..sebelum saya terlalu banyak ngeles mending langsung tancap ke tkp saja lah, monggo..
Gone

Pairing: ByaRuki, IchiRuki, Byahisa
Disclaimer: Bleach jelas punya Tite Kubo, Someone Like You masih punya Adele, en My Sky tentu bukan punya saya
Warning: typo(s), gaje, abal, cerita pasaran, de  el el
.
.
I heard that you're settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.

Rukia POV
Sakit. Rasa itu masih terus menyiksaku hingga saat ini. Walaupun dua bulan telah berlalu semenjak aku mendapat undangan yang menghancurkan semua pertahananku, aku masih belum sanggup menerima semua kenyataan itu. Kenyataan pahit, sangat pahit malah.
Hari itu aku baru saja pulang dari sekolah setelah seharian berkutat dengan berbagai diktat tebal nan rumit yang bahkan bisa membuat seorang kutu buku menjadi tidak berminat lagi membaca buku. Aku bergegas menuju ke apartemenku untuk segera mengistirahatkan semua penat di otak dan tubuhku. Aku hanya  ingin segera mandi dan menikmati secangkir coklat hangat. Ya, secangkir coklat hangat di sore hari tidaklah buruk mengingat angin musim gugur yang masih setia berhembus dan menggelitiki kulit tiap insan manusia. Sesaat sebelum membuka pintu apartemen, mataku tertuju pada kotak pos yang menempel di dinding luar apartemenku.
‘Undangan? Siapa yang mengirimiku undangan?’ pikirku dalam hati. Masalahnya aku baru saja pindah apartemen dan hanya sedikit orang yang tahu alamat apartemen baruku. Aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam dan duduk di sofa untuk membuka undangan itu.
Jantungku seperti hendak meloncat keluar ketika aku tahu undangan apa itu. Terlebih nama yang terpampang di undangan tersebut. Untuk sejenak aku berpikir, apa aku bermimpi? Kucubit pergelangan tanganku berulang-ulang. Sakit. Oh, kami-sama.. apakah ini benar-benar nyata? Hatiku serasa tercabik-cabik. Nafasku tercekat. Seluruh anggota tubuhku tak mau merespon dengan baik saat ini. hingga akhirnya aku merasakan ada aliran air di kedua pipiku. Aku menangis.
Malam demi malam selama dua bulan terakhir ini kulalui dengan tangis. Dan penyebabnya hanya satu. Undangan. Undangan pernikahan dari sahabat, tidak, mantan sahabat sekaligus saudara perempuanku lebih tepatnya, dengan seseorang yang dulu-bahkan sampai sekarang- mengisi relung hatiku. Ternyata keputusanku untuk meninggalkannya disana mengakibatkan munculnya kenyataan pahit ini. Satu setengah tahun yang lalu aku mendapat kesempatan untuk belajar di tempat impianku. Sebuah sekolah elit di negeri yang jauh dari tempat asalku. Saat itu semua orang tampak mendukungku, bahkan dia, kekasihku yang sangat sempurna baik fisik maupun sikapnya pun sangat antusias akan munculnya jalan terang menuju cita-cita yang telah lama aku impikan.
‘Pergilah. Aku tau kau sangat mendambakan kesempatan emas itu. Kejarlah mimpimu, cherie’, katanya saat itu.
Dan pada detik-detik terakhir sebelum aku lepas landas, dia membisikkan seuntai kalimat yang membuatku terus berusaha untuk menjaga hatiku untuknya selama ini,
‘You know that you’ll always have my heart, ma cherie..’
Kupikir dengan dia mengatakan hal indah seperti itu dia akan menunggu kedatanganku, tapi nyatanya semua itu hanya omong kosong. Memang benar setelah beberapa bulan kami menjalani hubungan jarak jauh via email dan berbagai jejaring sosial kami memutuskan untuk break sementara. Aku pikir itu hal yang wajar mengingat intensitas komunikasi kami yang walaupun lancar tapi tetap saja terganggu lantaran zona waktu yang memisahkan. Dan aku berharap ketika aku telah menyelesaikan studiku kami dapat merajut kembali jalinan hati diantara kami yang sempat koyak. Sayang, itu semua tinggal mimpi. Sebentar lagi dia akan bersanding dengan orang lain, dengan kakakku tersayang dan menjadi bagian dari keluargaku.
##
Sekarang, disinilah aku. Berdiri ditengah antrean panjang untuk masuk ke pesawat yang akan membawaku pulang ke negaraku. Ke tempat yang seharusnya akan memberikan satu kisah bahagia untukku setelah cukup lama berkelana di negeri orang. Namun sayang sepertinya kisahku belum akan berakhir dengan bahagia. Setidaknya tidak sekarang, karena aku justru tengah bersiap untuk menghadapi salah satu badai terbesar dalam hidupku.
##
Penerbangan selama berjam-jam dengan beberapa kali transit berjalan dengan lancar. Aku telah sampai dengan selamat di bandara yang beberapa waktu lalu menjadi saksi berakhirnya kisah cintaku.
‘Hahaha..kau harus siap, Rukia. Cepat atau lambat hal ini harus kau hadapi’ pikirku seraya menertawakan diriku sendiri. Ditemani beberapa koper berukuran jumbo mataku berkeliling untuk mencari sopir yang akan membawaku kembali ke rumah. Orang tuaku terlalu sibuk untuk meluangkan waktu guna menjemput salah satu putrinya. Persiapan pernikahan kakakku sepertinya banyak menguras tenaga, pikiran, dan waktu mereka.
Setelah beberapa saat menanti, akhirnya kutemukan orang yang membawa papan nama bertuliskan namaku. ‘tch, sopir yang aneh. Kenapa ayah bersedia memperkerjakan lelaki berpenampilan urakan dan berambut terang menyala seperti itu sih?’ gerutuku dalam hati.
“Ah, kau Rukia Ukitake?” Tanya orang itu.
“Hn. Kau sopir baru ayahku ya?”
….
Hanya senyuman-atau seringaian (?) yang kudapat. Namun aku tidak mempermasalahkan hal itu. Saat ini aku hanya ingin segera sampai di rumah dan mengistirahatkan diri di ranjang kesayanganku. Aku menunjuk beberapa koper di sekelilingku dan masuk ke mobil. Kulihat orang itu tengah memasukkan barang-barangku ke dalam bagasi dengan cekatan. ‘Sepertinya tenaganya besar juga’ pikirku.
Setelah semua barangku masuk ke dalam bagasi, dia bergegas masuk ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin.
“Ukitake-san, sebenarnya apa yang kau bawa di dalam koper-koper itu? Semuanya berat sekali, seperti kau mau pindah rumah saja” kata pria itu mencoba memulai percakapan.
“it’s none of your business, young man,” jawabku sekenanya.
Lagi-lagi dia hanya diam. Aku pun memalingkan pandanganku keluar jendela. Untuk sementara hanya ada keheningan disekeliling kami. keheningan yang menenagkan. Hingga..
‘ckiiiittt..’
Rem mobil yang diinjak secara tiba-tiba membuatku agak terhuyung ke depan. Kulihat didepan sana ada seorang bocah yang tengah menyebrang jalan dengan seenaknya.
“Dasar, anak kecil!” umpatku.
“Kau tak apa-apa Ukitake-san? Maaf, harusnya aku lebih berhati-hati tadi” ujar lelaki itu sambil melihat keadaan gadis yang ada disampingnya. Dari suaranya terbersit perasaan bersalah karena kurangnya kehati-hatiannya.
“Tenang, aku baik-baik saja. Guncangan kecil seperti itu tidak ada artinya untukku.”
‘tentu saja itu tidak ada apa-apanya, karena aku telah merasakan guncangan yang jauuuh lebih besar sebelumnya’ lanjutku dalam hati. “ah iya, kurasa dari tadi kau belum menyebutkan namamu. Siapa namamu?” tanyaku berusaha mencairkan suasana.
“Ichigo Kurosaki. Panggil saja aku Ichigo.” Jawabnya
“Haha..-ups, maaf. Namamu unik. Kau yakin namamu straw-, ehm, Ichigo maksudku?” ujarku sambil menahan tawa.
“Hft..kau orang ke 87 yang tertawa ketika mendengar namaku, nona. Asal kau tahu, namaku itu artinya pelindung, bukan strawberry atau apalah itu yang kau pikirkan,” terang Ichigo sedikit kesal.
“Iya..iya..maaf, haha.. Baiklah Ichigo, kalau begitu kau juga harus memanggilku Rukia, jangan Ukitake lagi, oke?”
“As you wish, madam,”
……
……
Author POV
Pembicaraan ringan pun mulai mengalir diantara kedua insan itu hingga tak terasa mereka telah sampai di halaman luas kediaman Juushiro Ukitake, ayah Rukia. Rukia pun turun dari mobil. Nampak di teras rumah sang ibu, Retsu Unohana, menanti kedatangan Rukia dengan wajah yang sarat akan kerinduan. Memang selama ini Rukia belum pernah pulang, jadi bisa dibilang inilah kepulangannya yang perdana.
“Kaa-san..” seru Rukia sambil menghambur ke pelukan Retsu.
“Rukia…Kaa-san rindu sekali padamu. Kau sehat kan? Disana kau tidak membuat masalah macam-macam kan? Kau makan dengan cukup kan? Kenapa kau kelihatan kurus sekali?” berondong Retsu pada Rukia.
“Kaa-san..kenapa pertanyaannya banyak sekali sih?? Aku kan jadi bingung menjawabnya, “gerutu Rukia sambil tersenyum kecil.
“Kaa-san kan khawatir padamu. Habisnya kau itu tiap kali mengirim email yang kau ceritakan bukannya kedaanmu tapi malah kelincimu. Memangnya yang anak kaa-san itu kau atau kelincimu itu, hah?” balas  Retsu sambil mencubit kecil pipi putrinya.
“Hahaha..maaf..maaf.. ah, aku lelah sekali, bagaimana kalau kaa-san membiarkanku masuk dulu dan nanti aku akan menceritakan seeemuanya pada kaa-san? Oh ya, mana ayah?”
“Ah iya, kaa-san sampai lupa. Ayo kita masuk dulu, nanti kaa-san buatkan coklat hangat kesukaanmu. Seperti biasa, ayahmu masih di kantor. Kau itu seperti tidak tahu watak ayahmu saja, selama dia masih bisa bergerak tentu dia akan berada diantara tumpukan kertas-kertasnya. Coba saja nanti kalau dia sudah mulai tidak enak badan, pasti langsung beralih ke kaa-san. Kalau dipikir-pikir kaa-san ini fungsinya seperti dokter pribadi ayahmu saja. Haha..” jelas Retsu sambil menyeret Rukia masuk ke rumah.
Sebelum membuka pintu, “Astaga, kaa-san hampir lupa! Ano, Ichigo-kun, ayo sini masuk dulu. Maaf tadi sudah merepotkanmu untuk menjemput putri bibi di bandara.” Retsu berpaling sambil tersenyum pada Ichigo yang masih berdiri di dekat mobilnya.
“Tidak apa-apa, Bi. Lagipula aku kan kemarin sudah berjanji pada paman untuk menjemput Rukia-san, tapi maaf Bi, sepertinya kali ini aku tidak bisa mampir. Rekanku sudah menelpon supaya aku segera kembali ke kantor.” Jawab Ichigo.
“Aah..begitu ya.. sekali lagi hontou ni arigatou Ichigo-kun.”
“Sama-sama, bi. Kalau begitu aku pamit dulu, Bi. Sampai ketemu lagi Rukia..” pamit Ichigo seraya masuk ke dalam mobil.
“Hati-hati mengemudinya, Ichigo-kun” pesan Retsu.
Sementara itu Rukia yang sedikit kebingungan dengan keakraban Ichigo dan ibunya hanya mampu menyimpan semua pertanyaannya dan beranjak masuk ke dalam rumah. Ibunya pun menepati janjinya dengan membuatkan secangkir coklat untuknya. Rukia yang semula berniat untuk segera beristirahat pun dengan senang hati merelakan waktunya guna memuaskan hasrat rindu sang ibu yang sudah sekian lama tidak berjumpa dengan putrid kesayangannya.
Berbagai kisah telah terlontar dari mulut ibu-anak itu. Senyum bahagia tak henti-hentinya menghiasi wajah mereka. Rukia sendiri merasa sudah menemukan kembali sisi lain dirinya yang sempat menghilang selama dua bulan ini. Yah, mungkin benar kata orang, mencoba sedikit terbuka pada orang lain akan membuat hati kita terasa lebih ringan. Walaupun dia tidak menceritakan masalah ‘hatinya’ pada ibunya, karena yang tahu masalahnya memang hanya dia, kakaknya, dan mantan kekasihnya, namun itu sudah lebih dari cukup bagi Rukia untuk membuat hatinya terasa lebih cerah.
##
Sore harinya..
“Kaa-san.. tadaima..” seru seorang wanita yang nampak begitu mirip dengan Rukia.
“Okaeri, Hisana.. bagaimana perkembangan persiapan pernikahanmu hari ini?” sambut Retsu  pada anak pertamanya, Hisana.
“Semuanya lancar, apalagi dengan bantuan ayah dan keluarga Byakuya, persiapan kami sudah mencapai 98%” jelas Hisana dengan ceria. Tampak wajahnya yang berseri-seri ketika menjelaskan detil persiapan pernikahannya dengan sang pujaan hati.
“Yokatta.. oh ya, apa kau sudah tahu kalau adikmu hari ini pulang?”
“benarkah? Mana dia?” Tanya Hisana. Sejenak nampak kilatan rasa bersalah dan kesedihan di iris matanya.
“Dia sedang istirahat di kamar. Setelah kau mandi temuilah dia. Pasti dia sangat senang bertemu denganmu. Katanya dia juga sudah menyiapkan sesuatu untuk pernikahan kalian.” kata Retsu.
Deg.
‘sesuatu untuk pernikahanku? Jangan-jangan..’
Dalam hati Hisana menebak-nebak apa yang telah dipersiapkan oleh adik semata wayangnya itu. Jujur, dia merasa sangat bersalah terhadap Rukia. Selama ini dia selalu berdebar-debar menunggu kepulangan adiknya. Dia takut kalau adiknya akan sangat kecewa dan marah padanya, yah, walaupun dia sebenarnya berhak mendapatkan semua itu. Karena bagaimanapun juga dia lah salah satu penyebab sakitnya hati Rukia selama ini. Namun, dia pun tak bisa membohongi perasaannya. Perasaan cinta terpendamnya untuk mantan kekasih sang adik. Dan ketika dia melihat ada secercah harapan untuk merealisasikan harapan dan perasaannya tentu hal itu tak disia-siakannya.
‘ya, aku harus menghadapinya. Bagaimanapun juga aku harus bicara dengan Rukia dan minta maaf padanya secara langsung,’ tekad Hisana dalam hati.
“Hisana, kaa-san dan tou-san malam ini harus mengunjungi rumah paman Aizen, mungkin kami akan bermalam disana karena ada sedikit masalah yang harus dibicarakan. Tolong jaga adikmu ya. Makan malam sudah kaa-san siapkan, nanti suruh saja salah satu maid untuk menghangatkannya.”
Kata-kata ibunya membuyarkan lamunan Hisana.
“I-iya, kaa-san. Tenang saja. Hati-hati di jalan ya..”
Setelah kepergian ibunya, Hisana pun bergegas membersihkan diri dan beranjak menuju kamar adiknya. Dengan hati-hati diketuknya pintu kamar Rukia,
‘tok-tok’
“Rukia, apa kau sudah bangun?” Tanya Hisana hati-hati.
Rukia yang sebenarnya sudah bangun belum mau bersuara. Dia bimbang. ‘apakah ini saatnya?’
Setelah beberapa saat mendiamkan suara ketukan di pintunya, rukia pun bersuara,
“Hn, masuklah, nee-chan”
Hisana pun membuka pintu dan perlahan masuk ke kamar Rukia. Dia bisa melihat posisi Rukia yang tengah menghadap jendela, membelakanginya. Melihat sosok yang begitu disayanginya sekaligus yang telah disakitinya nampak begitu ringkih, mata Hisana berkaca-kaca. Disentuhnya pelan bahu Rukia,
“Rukia..”
Rukia pun membalik badannya. Sekarang dia sepenuhnya berhadapan dengan Hisana,
“Nee-chan”
Untuk sementara, hanya kesunyian yang menyelimuti sekeliling mereka. Namun ini bukanlah jenis kesunyian yang menenangkan. Suasana ini benar-benar tidak nyaman. Hingga akhirnya..
“Maafkan nee-chan, Rukia.. nee-chan sudah berbuat jahat padamu. Kau boleh marah pada nee-chan, pukul saja nee-chan kalau kau mau, Rukia, nee-chan pantas mendapatkannya..nee-chan..nee-chan…..” tangis Hisana pecah sebelum dia sanggup menyelesaikan kalimatnya.
“Sudahlah, nee-chan.. toh semuanya sudah terjadi. Mau tidak mau akupun harus menghadapi kenyataan ini,” kata Rukia dingin
“Maaf..maaf sekali, rukia, semua ini terjadi di luar control nee-chan, ma-maksudku nee-chan tahu nee-chan seharusnya tidak boleh memiliki rasa itu, tapi, ah..semuanya terjadi begitu saja.. nee-..”
“Cukup, nee-chan! Cukup! Aku tak mau mendengar ini semua lagi. Yang sudah terjadi biarkanlah,” Rukia mulai kehilangan kontrol akan dirinya yang biasanya bisa bersikap dingin. Air mata mulai menggenangi amethyst-nya yang indah. Dadanya sesak. Tangannya pun gemetar hebat menahan semua gejolak perasaannya. Andai saja yang ada dihadapannya ini  bukan kakaknya yang begitu disayanginya mungkin rasanya tidak akan sesakit ini.
“Ta-tapi..kau mau memaafkan nee-chan kan? Kau tidak benci nee-chan kan?”
Cukup lama Rukia diam, dia memandang kedua bola mata kakaknya, mencoba mencari kebenaran dan ketulusan akan permintaan maaf kakaknya.
“Aku tidak benci nee-chan, karena aku memang tidak akan bisa membencimu, nee.. tapi..untuk memaafkanmu..tolong beri aku waktu. Aku..aku masih terlalu shock dengan semua kenyataan ini..” jawab Rukia akhirnya.
“Terimakasih, adikku..terimakasih sekali..dan maaf karena nee-chan tidak bisa menjadi kakak yang bisa membahagiakanmu..” kata Hisana sambil memeluk tubuh mungil adiknya. Dalam hati Hisana merasa sedikit lega dengan respon yang diberikan Rukia.
Beberapa saat setelah mereka berpelukan, Rukia tiba-tiba teringat dengan isi salah satu kopernya.
“Nee-chan, tunggu sebentar, aku punya sesuatu untuk hadiah pernikahan kalian.”
Hisana hanya diam melihat adiknya yang berjalan dengan gesitnya kearah koper-koper raksasanya berada. Setelah menanti beberapa saat..
“Ini untukmu, Nee-chan..selamat atas pernikahan kalian..”kata Rukia sambil menyodorkan kotak yang cukup besar kepada Hisana.
“Apa ini, Rukia?” Tanya Hisana
“Bukalah, itu sesuatu yang dulu pernah kujanjikan padamu,” jawab Rukia sambil tersenyum.
Hisana pun membuka kotak pemberian dari Rukia.
“Ini..” Hisana terpukau dengan isi kotak pemberian Rukia. Matanya terbelalak melihat sebuah benda yang begitu indah tersaji di hadapannya.
“Ini benar untukku, Rukia?” Tanya Hisana tak percaya.
“Iya, kau ingat kan dulu aku pernah berjanji padamu untuk membuatkan gaun pernikahan untukmu? Sekarang, aku sudah menepatinya, nee..”
“Astaga..Ini gaun terindah yang pernah kulihat sepanjang hidupku, Rukia! Kau..oh, Tuhan, ini luar biasa!! Kau memang calon desainer hebat, adikku!” Hisana berseru dengan gembira.
“Cobalah, jadi aku bisa segera memperbaikinya kalau ada yang kurang pas,”
“Hn.”
Hisana pun segera mencoba gaun buatan Rukia. Gaun berwarna ivory itu tampak begitu pas di badan Hisana. Hisana berputar berkali-kali di depan cermin untuk mengagumi betapa indahnya gaun tersebut.
“Kau sangat cantik, nee-chan,” puji Rukia tulus. Dalam hati Rukia ingat akan erjuangannya dalam membuat gaun itu. Setelah menerima undangan pernikahan Hisana, Rukia pun teringat akan janji untuk membuatkan sebuah gaun pernikahan jika kakaknya menikah kelak. Di tengah rasa patah hatinya, malam demi malam dilalui Rukia dengan menjahit gaun itu diiringi dengan uraian airmata. Semua kesedihan dan kekecewaannya ditumpahkan dalam tiap jahitan gaun sempurna itu. Saat itu dia berharap, semoga dengan ini rasa sakit hati yang tengah mendera dirinya bisa ikut terjahit dan dia bisa berdiri dengan tegar di hari bahagia kakaknya kelak.
Dan melihat raut wajah puas serta bahagia kakaknya saat ini, Rukia merasa puas dan ikut senang akan kebahagian yang tengah dirasakan kakaknya. Sedikit banyak luka hati Rukia sepertinya mulai menutup.
##
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead, "
Akhirnya, hari yang dinanti pun tiba. Hari sakral dimana Hisana akan mengucapkan sumpah setia sehidup semati pada pasangannya. Dari pagi semua sibuk bersiap. Mempelai wanita nampak begitu cantik dan ceria dalam balutan gaun buatan adiknya. Sementara itu, Rukia pun nampak begitu mempesona dalam balutan gaun warna ungu lavender selutut tanpa tali yang dipadu dengan high heels berwarna senada yang menonjolkan kaki jenjangnya yang indah. Iris amethist-nya nampak begitu bercahaya meskipun hatinya belum bisa sembuh seratus persen. ‘setidaknya aku harus bisa nampak bahagia di depan Hisana dan ‘dia’,’ kata Rukia dalam hati. Jujur saja, sampai detik ini Rukia belum bertemu dengan mantan kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya itu. Dia sendiri belum tahu reaksi apa yang akan muncul saat dia bertemu dengannya.
“Kalian sudah siap? Waktu kita terbatas, sebentar lagi kita harus berangkat,” kata Ukitake mengingatkan.
Untuk terakhir kalinya, Rukia memandang pantulan dirinya di cermin guna memastikan ekspresi wajahnya sudah terlihat gembira dan natural. Setelah itu dia mengalihkan perhatiannya pada Hisana yang sedang berjalan menuju pintu.
“Ayo, nee-chan, pegang tanganku,” tawar Rukia ketika melihat Hisana agak kesulitan ketika turun dari tangga.
Perjalanan dari kediaman Ukitake menuju tempat diberlangsungkannya acara hanya memakan waktu 10 menit. Acara pernikahan yang bertemakan garden party itu terlihat ramai dengan kedatangan tamu yang kebanyakan adalah relasi bisnis dari kedua belah pihak. Mempelai pria pun sudah berada di altar dan tengah menanti kedatangan mempelai wanita.
Rukia yang tengah berdiri dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu tiba-tiba terpaku ketika matanya terperangkap dalam sorot mata abu-abu dari sosok yang ada di depan sana. Sosok yang amat sangat dirindukannya. Sosok yang sekarang posisinya begitu dekat dengannya namun tak bisa diraihnya. Sosok yang sebentar lagi akan resmi menjadi kakak iparnya. Byakuya Kuchiki. Begitu inginnya Rukia berlari menghampiri dan memeluk pria itu. Pria yang nampak begitu sempurna dalam balutan tuxedo warna hitam. Pria yang..ah, Rukia tak sanggup lagi melanjutkannya.
Untuk sesaat, Rukia merasa dunianya akan runtuh sekali lagi. Kakinya serasa tak kuat lagi menopang berat tubuhnya. Hingga tiba-tiba dirasakannya tangan besar yang menggenggamnya dengan kuat. Meremas pelan tangan mungilnya seolah menyalurkan kekuatan untuknya. Dia menoleh, mendongakkan kepala lebih tepatnya, pada orang yang telah memberi kekuatan untuknya. Pria itu memberikan senyuman lembut untuk Rukia. Tatapannya begitu menenangkan dan menghipnotis. Kemudian, dia membisikkan sesuatu di telinga Rukia,
‘I’ll stand by you’
Acara demi acara pun terlalui dengan sukses. Hingga semua prosesi upacara pernikahan selesai pria itu tak sekalipun melepaskan genggamannya pada tangan mungil Rukia.
Dan..saat lempar buket bunga pun tiba..
‘pluk’
Buket bunga itu jatuh di pangkuan Rukia. Rukia tak pernah menyangka bahwa dia akan mendapatkan buket tersebut mengingat dia memang tak berupaya untuk mendapatkannya.
‘maybe it’s time for me to chase down my happiness’ pikir Rukia dalam hati.
##
“Hey, apa yang kau lakukan disini?”
Suara seorang pria yang diiringi dengan kecupan kecil di puncak kepala wanita itu membuatnya tersadar dari lamunan panjangnya. Delapan tahun telah berlalu semenjak peristiwa itu dan kini dia telah menemukan tambatan hatinya. Seseorang yang sangat mecintainya dan mau menerima dia apa adanya.
“Tidak, aku hanya ingin menikmati angin malam saja,” jawab wanita itu sambil menatap sepasang amber menenangkan milik pria yang dicintainya itu.
“Angin malam tidak terlalu bagus untuk kesehatanmu dan calon anak kita, Nyonya Kurosaki. Ayo kita masuk,” kata pria itu seraya menyelami telaga ametyst tak berdasar istrinya.
“Hn, ayo,” jawab sang wanita sambil tersenyum bahagia ke arah suaminya.
終わり
Momo’s corner:
Aaaaakkkkkkk.....feelnya ga dapet, huhuhu.. *pundung* gomen ne.. ni fic perdana (baca: yang ada endingnya) momo,
Gimana? Gimana?
Hahaha..
*tertawa miris*
Anyway, review onegaishimasu :)

Copyright © 2009 my sky All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.