0
La Luciernaga
Posted by Unknown
on
12.18
in
fiction
Fic gaje un!
Genre: H/C, Angst (?)
Ranjau typos
DLDR
Lagi-lagi kau meringkuk sendirian. Dipeluk bayang pepohonan yang semakin memanjang, menjauhi penerang semesta. Kau yang begitu perhatian pada duniamu, tiba-tiba ditinggalkan oleh semuanya. Atau justru kau yang sebenaranya meninggalkan mereka? Ah, entahlah. Aku sama sekali tak tahu menahu tentang permasalahan itu. Yang aku adalah sosokmu sekarang yang begitu pekat dengan aroma kegelapan. Sendirian. Diam.
Tak terlihat setetes pun air mata keluar dari kantung air matamu. Begitu kering matamu. Hanya ada tatapan kosong yang entah kau tujukan pada siapa. Hei, bukankah kau seharusnya menangis meraung-raung? Atau setidaknya kau menyumpah serapahi mereka yang meninggalkanmu setelah semua yang telah kau berikan pada mereka? Ayolah, lebih baik kau meluapkan semua emosimu. Itu lebih baik bagiku. Sungguh. Aku lebih memilih untuk melihatmu menjerit-jerit seperti psikopat yang kehilangan mangsanya daripada melihatmu hanya meringkuk diam seperti itu.
Pesona jiwamu perlahan memudar. Terbawa embusan angin yang ditiupkan oleh dedaunan sialan itu. Jujur, aku takut. Aku takut jika nantinya kau benar-benar kehilangan akal sehatmu dan menjadi makhluk tak berjiwa. Kekecewaan yang begitu dalam menggores sanubarimu yang begitu rapuh. Tidak hanya sekali, aku tahu. Dulu kau juga sudah pernah mengalaminya. Tapi seharusnya kau bisa belajar dari kesalahan kan?
Berkali-kali sudah hatimu berbisik kepadamu, ‘Jangan terlalu mendedikasikan kehidupanmu pada duniamu.’Tapi logikamu, yang saat itu tengah berada di puncak kegembiraan, tak mampu mendengar desisan halus itu. Kau pikir semua hal yang kau temui itu baik, tulus, dan suci. Hingga tibalah saat itu. Kau yang terlanjur terbiasa dengan semua kepalsuan mereka yang terbungkus begitu rapi mengetahui fakta kebusukan mereka. Dengan berdalih tidak adanya kesamaan passion,mereka hengkang dari kehidupanmu dan membawa keping kehancuranmu untuk ditertawakan.
Kepolosan pemahamanmu akan dunia bawah membuatmu terjerumus dalam lembah kekecewaan. Lembah kejam yang berisi sulur-sulur kesedihan. Menelikungmu yang tanpa pertahanan.
Ingin sekali aku membebaskanmu dari jeratan dunia itu. Sayang, aku hanyalah seekor kunang-kunang. Makhluk tak bertuan yang akan kehilangan separuh kekuatan ketika raja siang datang. Aku yang sudah lama mengamatimu sungguh paham yang kau rasakan. Sendirian memang tak pernah nyaman, tapi lebih tak nyaman lagi jika berpasangan dengan orang tak berperasaan.
Kulirik kau sekali lagi.Masih tetap meringkuk tenang dengan tatapan menerawang. Hingga kulihat sebuah keganjilan.
Seukir senyum tipis menyelinap di penghujung bibirmu.
Entah itu senyum kebahagiaan atau justru iblis yang bersemayam di dalam dirimu mengalami kebangkitan?
FIN
Posting Komentar